testosteron. Hal ini telah
banyak menjadi bahan
perdebatan dengan informasi yang masih simpang siur. Baik atlit maupun binaraga telah banyak yang terseret arus
obat yang disangka dapat
meningkatkan ukuran massa otot, kekuatan dan stamina ini.
Mitos #1:
Mengonsumsi Steroid Akan Mengakibatkan Kematian Secara Langsung Hal pertama yang perlu kita pahami adalah bahwa steroid
adalah jenis obat-obatan.
Semua jenis obat jika
disalahgunakan akan
mempunyai potensi mematikan. Bagaimanapun juga, penggunaan steroid tanpa resep adalah perbuatan melanggar hukum dan jika tertangkap, maka anda bisa menghabiskan waktu yang cukup lama di penjara."
"Mitos #2:
Steroid Mudah Didapatkan Hal kedua yang sering menjadi informasi yang keliru adalah bahwa steroid mudah didapatkan. Sejauh ini, steroidmerupakan obat-obatan yang
membutuhkan resep, jadi apabila steroid didapatkan secara illegal atau tanpa resep artinya obat ini didapatkan di pasar gelap. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa pasar gelap tidak akan bertanggung jawab atas keaslian dan kemurniannya, apalagi terhadap cara penggunaan, efek samping dan informasi lain yang akurat tentang obat-obatan yang akan masuk tubuh kita."
"Mitos #3:
Semua Jenis Steroid
adalah Pil Ada banyak jenis steroid, ada yang pemakaiannya dengan
cara disuntikkan ataupun
secara oral. Jenis yang
disuntikkan umumnya lebih bersifat Androgenic (menguatkan karakteristik pria, seperti rambut yang makin lebat dan lebih agresif), memiliki efek samping yang tidak terlalu merusak organ dalam tubuh. Sedangkan versi oral, bersifat Anabolic dan akan lebih merusak organ dalam karena diproses dalam liver. Steroid yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda pula, beberapa di antaranya ada yang cenderung meningkatkan pertumbuhan massa otot dan ada pula yang cenderung meningkatkan kekuatan.
#1 Effek Psikologis
Penggunaan Steroid
Berdasarkan fakta bahwa
steroid memberikan semua
efek yang dicari oleh para
binaragawan, maka tidak terlalu mengejutkan apabila
steroid ini menyebabkan
ketergantungan psikologis. Pikirkan hal ini, apabila steroid
dikonsumsi selama 8 minggu
terakhir, dengan asumsi pola
makan dan latihan yang
disiplin, besar kemungkinan
untuk didapatkannya massa otot dan tenaga yang besar.
Namun, perasaan tidak
terhentikan akan muncul
setelah 8 minggu penggunaan.
Tiba-tiba kadarnya dikurangi
perlahan hingga benar-benar dihentikan penggunaannya,
tidak mengkonsumsi steroid
sama sekali. Seminggu
kemudian, mulai terasa
bahwa Anda tidak
mendapatkan perasaan ‘ngepump’, kekuatan makin menurun dan meskipun sudah
berlatih sekeras dulu, otot
justru makin mengecil.
Ditambah lagi, seminggu
setelah konsumsi steroid
dihentikan, kadar hormon testosteron akan menurun
drastis dan Anda pun akan
merasakan depresi. Dari sini
bisa dilihat bahwa
kebanyakan orang tidak akan
bisa lepas dari jerat lingkaran setan steroid."
"#2 Depresi
Dikarenakan adanya suatu
siklus di mana rendahnya
testosteron terjadi bersamaan
dengan meningkatnya kadar estrogen, maka depresi yang
terjadi pada siklus ini akan
benar-benar terasa. Untuk
mengurangi rasa depresi ini,
Anda perlu berkonsultasi
dengan dokter dan akan melalui beberapa siklus
pengobatan lagi untuk
mengembalikan kadar
testosteron Anda sekaligus
menurunkan kadar estrogen.
Pengobatan-pengobatan ini tidak mungkin ditanggung
oleh perusahaan asuransi
karena penggunaan steroid
tanpa resep merupakan
tindakan ilegal. Apabila Anda
tidak melalui siklus pengobatan ini, bersiap-siaplah
untuk melewati masa depresi
yang berat. Jika Anda tidak tahu apa
yang Anda lakukan (Anda
mengkonsumsi steroid tanpa
mempertimbangkan dosis dan
efek sampingnya), maka
Anda tidak hanya akan mendapatkan efek samping
pada saat penggunaannya,
namun Anda juga akan
mendapatkan efek samping
setelah penggunaannya. Sekali
lagi, seberapa besar efek samping yang akan
didapatkan tergantung dari
jenis dan dosis steroid serta
faktor genetik pengguna.
Dengan demikian, tidak
mungkin bagi kita untuk memprediksi efek samping
apa yang akan dihadapi
pengguna. Satu hal yang pasti,
apabila Anda menggunakan
steroid dengan dosis yang
tinggi dalam waktu yang lama pula, maka
kemungkinan besar tubuh
Anda tidak mampu
mengembalikan kadar
testosteron secara alami dan
Anda akan menjalani terapi perbaikan hormon seumur
hidup."
"#3 Dapat Menyebabkan
IMPOTEN:exclamati
Di zaman ini, semua dituntut
serba cepat. Harus ada jalan pintas untuk memperbesar
otot. Kebetulan steroid dan
bermacam suplemen yang
mengandung steroid tersedia
bebas dan mudah ditemukan.
Kegunaan lain zat yang bernama anabolic steroid itu
bisa menjadi obat ampuh
untuk mengatasi peradangan
dan meredakan rasa nyeri.
Namun, steroid juga dikenal
ampuh sebagai peningkat massa tulang
dan kekuatan otot. Dalam dunia olahraga, steroid
jelas diharamkan. Penggunaan
steroid bisa membuat otot
jadi kuat.
Otomatis pergerakan para
atlet akan lebih cepat dan gesit. Selain dianggap sebagai
doping, anabolic steroid
juga dilarang karena sangat
berbahaya bagi tubuh
sipemakai. Akumulasi dari
penggunaan steroid secara terus-menerus akan berimbas
fatal bagi organ ginjal dan
jantung. Dampak yang paling ringan
bagi pemakai steroid yaitu
timbulnya jerawat di wajah.
Yang terberat yaitu
kerusakan jantung dan
rusaknya hati. Dalam dunia medis, steroid
sangat dibutuhkan, misalnya
saja digunakan untuk
membesarkan otot pasien
yang mengecil lantaran
terauma oleh berbagai sebab. Namun diluar fungsi medis,
steroid membahayakan jika
digunakan asal-asalan, steroid
bisa dikatakan ibarat pisau,
berguna bila digunakan
dengan tepat, tetapi juga berisiko bila
dipakai asal-asalan."
"#4 Kemungkinan efek
samping lain.
1. Kerja liver yang semakin
berat.
2. Penurunan produksi
hormon testosteron alami.
3. Meningkatkan kadar
kolesterol dan tekanan darah.
4. Kerja kelenjar tiroid yang
semakin berat.
5. Sakit kepala.
6. Mimisan
7. Kram
8. Gynecomastia
(pembentukan payudara pada
pria)
9. Insensitifitas insulin
10. Efek samping Androgenic:
menebalnya rambut,
pembengkakan prostat, kulit
berminyak, retensi air tinggi,
dan makin agresif / temperamental
11. Terhambatnya
pertumbuhan apabila masih
remaja (dalam masa
pertumbuhan)
12. Diare, konstipasi, muntah
13. Dapat memicu
perkembangan tumor
Artikel Terkait: